Minggu, 21 Juni 2015

Health Vlogs as Social Support for Chronic Illness Management

 Penulis :
JINA HUH, Michigan State University
LESLIE S. LIU and TINA NEOGI, University of Washington
KORI INKPEN, Microsoft Research
WANDA PRATT, University of Washington

URL Doi :
 Studies have shown positive impact of video blogs (vlogs) on patient education. However, we know little on how patient-initiated vlogs shape the relationships among vloggers and viewers. We qualitatively analyzed 72 vlogs on YouTube by users diagnosed with HIV, diabetes, or cancer and 1,274 comments posted to the vlogs to understand viewers’ perspectives on the vlogs.We found that the unique video medium allowed intense and enriched personal and contextual disclosure to the viewers, leading to strong community-building Activities and social support among vloggers and commenters, both informationally and emotionally. Furthermore, The unique communication structure of the vlogs allowed ad hoc small groups to form, which showed different group behavior than typical text-based social media, such as online communities. We provide implications to the Health Care Industry (HCI) community on how future technologies for health vlogs could be designed to further support chronic illness management.

Pengkaji :
Muhammad Syarif/G64120044

Ulasan :
Video blogging(vlogs) kesehatan didapatkan dari berbagai sumber baik dari organisasi maupun individu yang terdiri dari materi terkait kesehatan untuk mendukung pasien. Video kesehatan tersebut diantaranya memuat video interview pasien mengenai pengalaman, penjelasan dari ahli mengenai pengobatan dan strategi  mencegahan, atau video promosi kesehatan. Peneliti menemukan bahwa vlogs kesehatan memberi dampak kesehatan psikologi pasien,  memberikan edukasi kesehatan untuk remaja dan pemuda serta meningkatkan literasi informasi kesehatan. Penelitian menyatakan vlogs kesehatan memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kesehatan pasien dan kemampuan untuk mengatur penyakit mereka sendiri. Pada artikel ini menggunakan 72 vlogs kesehatan pada YouTube yang berisi mengenai HIV, diabetes, dan kanker. Selain itu juga menganalisa 1274 komentar yang diberikan terhadap vlogs tersebut.
Sosial media kesehatan memiliki beberapa keuntungan diantaranya meningkatkan interaksi antar pengguna, tersedia untuk dibaca dan berbagi informasi, menambah dan meningkatkan akses  informasi kesehatan, serta mendukung emosional. Beberapa website seperti patientslikeme.com, curetogether.com, dan webMD.com menyediakan komunitas kesehatan online dimana penderita dan orang yang peduli dapat memberikan dukungan satu dengan yang lainnya. Blog kesehatan yang berbasis teks juga baik digunakan untuk dukunga  sosial. Penelitian menunjukkan bahwa emosional penderita kanker akan lebih baik dengan berbagi pengalaman melalui blog dengan penderita lainnya. Remaja wanita penderita kanker yang menemukan blog mengenia penyakitnya akan membantunya dalam menunjukan emosinya, bertukar informasi dan berbagi dukungan sosial.
Tujuan utama dari dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana vlogger kesehatan penyakit kronis dan pemberi komentar saling memberi dukungan dan memainkan video yang unik. Penelitian dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang meliputi : (1) bagaimana pemberi komentar menanggapi isi vlog kesehata? (2) seperti apa hubungan antara vlogger dengan pemberi komentar? (3) apa motivasi untuk melakukan vlogging (4) apa keunikan dari video yang mendukung pengguna vlog kesehatan. Untuk menjelaskan pertanyaan tersebut dipilih 3 penyakit kronis yang membutuhkan penanganan pribadi sepanjang waktu. Penyakit yang dipilih adalah HIV, diabetes dan kanker. Alasan pemilihannya yaitu : karena cukup lazim untuk mengumpulkan data yang representatif, ketiganya berbeda dalam penanganan pribadi, ketiganya juga memiliki tingkat dampak sosial yang berbeda. Komentar dari pengguna vlog meliputi pemberi komentar memberi dukungan untuk dukungan vlogger, vlogger memberi dukungan untuk pemberi komentar, berbagi komentar, komentar kebencian, Pam dan koneksi antara vlogger dengan pemberi komentar.
Secara umum tujuan vlogger dalam melakukan vlogging adalah untuk membukukan dan refleksi serta membantu orang lain. Membukukan melaui vlog kesehatan mereka berbagi refleksi pribadi mengenai pengalaman penyakitnya, mendokumentasikan rekaman pribadinya, dan memperbarui status mereka dengan signifikan. Membantu yang lain dengan cara mengedukasi, menganjurkan, memberi dorongan dan menginspirasi. Membantu diri sendiri dan orang lain dilakukan dengan menjalin kegiatan bersama memberi tanggapan dan saling menghibur. Penggunaan video memberikan cara yang berbeda bagi vlogger dan pengguna untuk mendapatkan dan menyediakan informasi dan memberikan dukungan kesehatan. Video yang disediakan berisi momen dari vlogger mengenai kunjungan ke rumah sakit, penanganan pribadi dan video diagnosa. Vlog juga mengijinkan vlogger menggunakan gambar, gestur tangan dan alat lainnya untuk menyampaikan informasi yang lebih efektif. Ketika vlogger berbicara menggunakan kamera mereka menggunakan paus, kontak mata dan ekspresi wajah seolah berbicara secara langsung.
Pemberi komentar terdiri dari berbagai profesi diantaranya adalah pelajar yang belajar menjadi perawat dan pengajar untuk penyakit kronis. Pemberi komentar lainnya adalah orang yang menderita penyakit yang sama. Terdapat juga pemberi komentar dengan penyakit yang berbeda tetapi mengungkapkan pengalaman emosional yang sama. Kemudian pemberi komentar dan vlogger akan menjadi teman yang biasanya menderita penyakit yang sama.
Vlog kesehatan dengan fitur komentarnya menyediakan pemberi komentar dan vlogger untuk berbagi pengalaman pribadi, pengetahuan dan nasihat seputar topik yang disampaikan dalam vlog. Dengan menggunakan fitur komentar dari vlog juga dapat memberikan dukungan mental bagi penderita. Komentar dukungan dapat dari pemberi komentar kepada vlogger maupun dai vlogger kepada pemberi komentar. Akan tetapi penggunaan vlog juga dapat menimbulkan efek negatif. Efek negatif yang ditimbulkan diantaranya terdapat komentar yang membenci konten yang disediakan dan juga dapat menimbulkan kelompok untuk melawan komentar yang membenci tersebut. Secara sosial vlog dapat membangun  hubungan personal, pemberi komentar menawarkan bantuan, komunitas vlog kesehatan, dan vlog kesehatan memperluas hubungan sosial.
Vlog memfasilitasi antara vlogger dengan pemberi komentar untuk membuat komunitas. Melalui kegiatan vlogging, seorang vlogger dapat mendapat dukungan entak dengan melakukan terapi terhadap dirinya sendiri. Dengan membantu untuk dirinya sendi dan orang lain dapat menghasilkan dukungan sosial yang berbentuk dukungan sosial multidirectional characteristic dan dual Force.
Hubungan yang dapat terjalin diantara pemberi komentar dan vlogger dapat berbeda bentuk. Hubungan yang pertama adalah hubungan antara vlogger kesehatan dengan blogger kesehatan. Hubungan berikutnya dapat membuka diri dan hubungan koneksi personal yang lebih dalam. Dapat menambah wawasan dan konteks melalui video serta dapat membentuk sebuah grup kecil yang mengakibatkan struktur komunitas unik dalam vlog. Implikasi untuk desain vlog kesehatan dalam interaksi antara manusia dengan komputer dapat menimbulkan berbagai bentuk. Bentuk tersebut dapat berupa menambah koneksi antara vlogger dengan pemberi komentar/ pembaca melalui metadata, pengalamatan penyakit yang berbeda, koneksi dengan komunitas kesehatan online, monitoring dukungan pribadi, mendukung pendidikan dan jangkauan, menyediakan peralatan editing dan organisasi, dan mengalamatkan pasien penyakit kronis.


1 komentar: